Rabu, 04 November 2015

Model dan Program

3 hari ini, dimulai kemarin tanggal 3 nopember 2015, FGD hasil pengembangan model BPPAUDNI Regional III di gelar. sudah 3 model di FGD kan kemarin, yaitu 2 model dari kelompok kursus dan peatihan dan 1 model pendidikan keluarga, hari ini rencana 1 model dari pendidikan keluarga dan 2 model dari paud. kalo judul masih sama dgn FGD pertama maka 2 model paud adalah model desa ramah anak dan model implementasi K13 pada paud.
Dalam pembicaraan tentang model dan program, masih sering sumir dalam membedakan atau menyamakan tentang apakah itu model dan apakah itu program, pembicaraan tentang model karena bunyi kegiatan pamong yang dinilai adalah pengembangan model, sedang bunyi kegiatan dalam Dipa adalah pengembangan program. disini ada kerancuan dalam membedakan apakah sama atau berbeda?`
Program itu apa sih ? dalam buku planning better program, dijelaskan apa itu program. Program adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu persoalan/masalah. Rangkaian kegiatan tersebut telah dibakukan dan dirinci hingga ke detil kegiatan sehingga menjadi jelas kebutuhan pelaksanaan program, syarat-syaratnya dan kemudian output dari pelakssanaan kegiatan tersebut. Kemudian tergantung pada bidang masalah yang akan diselesaikan demikian pula program yang akan di susun. Program yang di kembangkan BPPAUDNI adalah jelas program pendidikan dan lebih spesifik lagi adalah program pendidikan nonformal dan informal. Lebih spesifik lagi adalah program kursus dan pelatihan, program dikmas, program paud, dan terakhir program pendidikan keluarga.
Masing-masing bisa dibedakan berdasarkan sasaran programnya atau peserta didiknya. Peserta didik pada program paud adalah anak-anak usia 3-6 tahun. Peserta didik pada program dikmas adalah orang dewasa usia 15-45 tahun yang tidak atau kurang memiliki kemampuan literasi dasar. Peserta didik pada program kursus dan pelatihan adalah orang dewasa menganggur dan memerlukan keterampilan untuk bisa mencari nafkah. Serta peserta didik pada program pendidikan keluarga adalah orang tua yang sedang dan akan memiliki anak.
Pada masing-masing program tersebut ada karakteristik yang membedakan bagaimana program tersebut dilaksanakan. Karakteristik itu terjadi karena perbedaan sasaran pendidikan atau juga perbedaan jenis materi yang akan di berikan. Perbedaan bentuk-bentuk kegiatan tersebut itulah yang menyebabkan ada berbagai macam model program.
Jadi bicara model adalah bicara bentuk, bicara karakteristik, dan tentang apa yang dimodelkan. Dalam dunia tata busana kita mengenal berbagai macam model baju, ada kemeja, blues, kemeja lengan panjang, baju dalam, jaket, jas. Masing-masing model bisa kita bedakan karena karakteristik penggunaannya. Demikian pula seharusnya model-model pendidikan nonformal dan informal. Sasaran pengembangan model program PAUd adalah anak2 usia 3-6 tahun dan bukan orang dewasa. Sebab orang dewasa adalah sasaran pendidikan keluarga. Meskipun ada irisan untuk masing-masing bidang program tersebut. Disinilah diperlukan koordinasi agar masng-masing melaksanakan tugas sesuai bidangnya dan tidak main kekuasaan, siapa kuat dia dapat. siapa dekat dia makmur.
Lebih lanjut jenis model menurut buku planning better program tersebut dibedakan ada 3 (tiga) jenis berdasarkan bagaimana program tersebut dilaksanakan. Jenis pertama disebut institutional program, yaitu program yang dirancang untuk membuat sasaran pendidikan mengalami perubahan lebih baik dalam hal pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Validitas program ini diukur pada perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku peserta dalam menyerap materi yang disajikan selama pelaksanaan program. Jenis kedua disebut developmental program, yaitu program yang dirancang agar sekelompok orang bisa melaksanakan sebuah program institutional. Validitas program ini diukur pada kemampuan peserta dalam melaksanakan program tersebut. Dan jenis ketiga adalah informational program, yaitu penyusunan bahan-bahan informasi baik berupa bahan ajar, flier, poster, infografis, booklet, dan macam-macam bentuk penyampaian informasi. Validitas program ini diukur dari seberapa banyak orang yang menerima informasi tersebut dengan benar.
Maka demikianlah kondisi pendidikan kita. dalam diskusi-diskusi kemarin dan diskusi sebelumnya, dan mungkin juga besok, yang disebut sebagai Focus Group Discussion, kita tidak menemukan kepuaasan akademik, kita tidak pernah sampai fokus mendiskusikan sebuah program, selalu saja diskusi melebar ke hal-hal lain. Kita sepertinya takut masuk lebih dalam karena kita tidak pernah memang menyelam jauh ke dalam. Dan kita selalu dikejar pertanggungjawaban materiil, pertanggungjawaban idealis? memangnya ada yang benar-benar idealis?
sambil mengurut dada,kepala masih nyut-nyut akibat terbentur ujung atap trotoar kemarin. Mari tetap menyiapkan diri untuk menyongsong fajar Indonesia Emas... insya Allah.

Rabu, 19 Agustus 2015

PTK PAUDNI dalam perspektif HRD in Academic, Guardian Angel

Salah satu materi perkuliahan Guardian Angel Makassar yang dibawakan langsung oleh Bapak @Munif Chatib berjudul HRD in Academic.
Dalam uraiannya mengutip definisi dari Susan M. Heathfield bahwa HRD adalah the framework for helping employees develop their personal and organizational skills, knowledge, and abilities. HRD includes such opportunities as : a. employee training, b. employee career development, c. performance management and development, d. coaching, e. mentoring, f. succession planning, g. key employee identification, h. tuition assistance, and organization development.
Belakangan peristilahan HRD mulai diganti dengan istilah Human Capital, dan di beberapa pelatihan SDM terbaru sudah menggunakan istilah Human Capital tersebut.
Tetapi pada pokoknya tetap berdasarkan definisi diatas dimana setiap pegawai yang merupakan bagian dari organisasi harus memiliki kompetensi yang sejalan dan selaras dengan pekerjaan organisasi sehingga menjadi maju dan berkembang sesuai tujuannya.
Istilah Human capital sendiri muncul sebagai respon terhadap perlakuan pegawai yang selama ini hanya dianggap sebagai asset perusahaan, yang tenaganya diperas tetapi tidak memperhatikan kepuasan dan kesejahteraan pegawai. Kaplan dan Norman yang memunculkan teori Balanced Scorecard sebagai bentuk manajemen kinerja memandang aspek pegawai sebagai perspektif learn and growth. Yaitu bahwa pegawai diharapkan dan difasilitasi untuk terus belajar meningkatkan kompetensi dan kemudian berdampak pada tumbuhnya organisasi menjadi maju, fasilitasi belajar bagi pegawai tersebut diukur dalam satuan learning days, yaitu bahwa setiap pegawai diberi hak belajar sebanyak 3-4 hari dalam setahun.
Dengan demikian aspek manusia bukan lagi sebagai sekedar sumber daya, atau asset yang mendatangkan keuntungan semata sebagaimana sumberdaya organisasi lainnya, tapi lebih dari itu adalah juga modal yang sangat penting untuk di kelola dengan baik agar tumbuh dan berkembang serta berkontribusi besar bagi kemajuan organisasi.
Sebagai penghargaan atas prestasi dan sumbangsih pegawai, organisasi memberikan berbagai macam kompensasi antara lain gaji, reward (tukin), tunjangan (uang makan, kesehatan, kendaraan, dll), fasilitas (meja, kursi, komputer, dll), dan recognition.
Jika Gaji diperoleh sebagai konsekuensi kerja, tukin diperoleh sebagai konsekuenasi kinerja, tunjangan dan fasilitas bergantung pada cashflow organisasi, maka recognition adalah kesempatan bagi pegawai untuk mencapai kompetensi yang lebih tinggi sehingga dapat divalidasi untuk memperoleh sertifikasi pencapaian suatu kompetensi. recognitioan berdampak pada peningkatan karir pegawai sebagai penghargaan dan kesempatan yang diberikan kepada mereka yang menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Harus ada keadilan bagi semua pegawai dalam memperoleh kompensasi, yang bersesuaian antara komitmen dan dedikasi pegawai dengan tujuan organisasi dan mendasarkan pertimbangan dari segala aspek yang mendukung.
Indonesia akan menjadi negara maju hanya jika prinsip keadilan dan kompensasi yang benar ini diterapkan bagi semua pegawai pemerintah.
semoga di perayaan HUT 100 tahun nanti, Indonesia sudah menjadi negara terkemuka dunia... :)
Selamat kursus dan magang bagi PTK PAUDNI yang proposalnya lolos ... :)

Rabu, 29 April 2015

Pendidikan Karakter melalui Academi Basketball Makassar

iya.. disingkat ABM... sebuah organisasi pelatihan basket yang berasal dari Amerika... telah hadir di makassar dan salah satu tempat pelatihannya adalah di lapangan basket sekolah islam athirah bukit baruga... saat ini sedang berlangsung dan memasuki pertemuan ke 6 untuk tingkat SD... jadwal latihan untuk SD setiap hari Rabu Sore, sedang untuk tingkat SMP setiap Senin Sore... selain di Athirah Baruga, lapangan lain yang digunakan adalah Athirah Kajao Lalido, Unhas Tamalanrea, Sekolah Dian Harapan Tanjung dan Lapangan Basket Karebosi... diluar kota makassar ada di Polewali Mandar dan Bone ... keseluruhan anak yang dibina berjumlah 350-an
lewat latihan basket ini anak-anak selain dilatih fisik juga mental spiritual.... sebelum latihan dimulai ... anak-anak dikumpul dan berdoa, demikian jika ketiaklatihan selesai...
latihan dimulai jam 15.30 sore dan berakhir jam 17.30sore..
pada setiap latiihan anak-anak dibagi sejumlah kelompok, masing-masing dengan satu coachnya... terdapat satu coach kepala yang memimpin semua pelatihan dan memberikan aba-aba, awal dan akhir setiap sesi .... metode yang lakukan dengan pelatihan bergilir... artinya setiap sesi latihan dalam durasi tertentu... kelompok anak akan berpindah ke pelatih berikutnya dengan materi yang berbeda...
pada akhir semua sesi... anak di kumpulkan dan di kelompokkan dalam 2 kelompok besar dan melakukan satu mini kompetisi, untuk salah satu keahlian yang dilatihkan .... misalnya drible .... 4 kelompok biasanya akan bertanding dimana coacnya juga ikut bergabung sebagai anggota kelompok sekaligus memimppin kelompok...
karakter yang ditanamkan pada latihan ini terutama adalah bahwa setiap anggota ABM harus jujur 100%, bahwa kalo salah harus mengaku salah tidak boleh mengelak dan mencari-cari alasan ... pelatih akan sangat memperhatikan dan mengur peserta yang tidak jujur...
Selain itu karakter disiplin juga ditanamkan, yaitu pada setiap sesi ada waktu yang ditentukan yang harus di patuhi, istirahat minum cuma 2 menit, dan setelah itu setiap anak harus kembali kepada kelompoknya... saat berpindah sesi, setiap anak dengan disiplin mengikuti aba-aba dari pelatih.... Patuh dan hormat pada pelatih... setiap anak harus patuh pada aba-aba dari pelatih, harus mengikuti perintah dari pelatih, tetapi jikapun anak-anak tidak bisa patuh, maka ia dipersilakan keluar dari latihan atau dikeluarkan.... jadi kepatuhan setiap anak pada pelatih adalah harus dengan keinginan sendiri...
karakter yang ditanamkan juga adalah pantang menyerah.. dengan kata-kata Refuse to compromise ... atau menolak berkompromi terhadap rasa lela.. harus gigih berjuang, harus terus berusaha mencapai batas kemampuan dan terus meningkatkan batas tersebut...
karakter yang ditanamkan berikutnya adalah setia kawan .... kebersamaan sebagai sebuah tim, kerjasama antar anggota sangat penting, tidak ada orang istimewa, semua memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk berkontribusi maksimal bagi kelompok.. mementingkan kelompok daripada pribadi... dan hanya dengan melebur dalam kelompok, bekerjasama akan mampu membawa tim mencapai prestasi tertinggi secara bersama... karakter personal dan karakter sosial dari masing-masing akan terasah ...
selanjutnya setelah musim latihan ini berakhir, akan ada kegiatan selanjutnya lagi berupa camp.. disini akan ada kompetisi, kegiatan berlangsung satu hari penuh... dan setiap anak akan dituntuk untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya ....
semoga Sadid bisa merencanakan suksesnya disini
oh ya... pelatih kepala pada latihan ini adalah seorang bule Amerika bernama Joshua... beliau sangat ramah dan fasih berbahasa Indonesia, dengan penuh hormat beliau menjelaskan apa itu ABM, kegiatannya, tempat pelatihannya serta target-target kegiatan ABM beserta jadwalnya... sangat senang ketika beliau dengan lancar menjelaskan segala hal tentang ABM, dan penuh penghargaan kepada saya sebagai orangtua dari salah satu peserta latihan... beliau juga memberikan apresiasi terhadap perkembangan latihan dari Sadid... sebagai orangtua saya merasa sangat dihargai dan dianggap penting.... terima kasih kepada tim ABM,kepada Coach Joshua dan kepada semua tim pelatih yang ramah dan penuh dedikasi .. sukses untuk anda semua ......

Dari Workshop Menjadi Enterpreneur sejak kecil....

Saya tiba-tiba mendapat sms dari seorang teman Guardian Angel yang mengabarkan bahwa dia ada di makassar. namanya Erick tertulis di phone name... awalnya saya mengira dia adalah Erick teman kuliah saya dulu.... tetapi dari balasan sms berikunya saya baru menyadari kalo ia adalah teman alumni Guardian Angel.... beliau berada di sekolah cendekia yang beralamat di Pao-pao Paccinongan Gowa.... akhirnya karena sudah sore dah sudah bersiap pulang maka saya menyampaikan bahwa saya akan singgah bertemu beliau ... ya sambil pulang.... setiba disana .. saya mendapati beliau sedang menyemangati guru-guru sekolah cendekia... ada bahan presentasi yang disampaikan sekaligus ada game-game yang dilakukan bersama guru-guru cendekia... karena acaranya menarik saya tinggal dan ikut kegiatan tersebut bergabung dengan para guru-guru tersebut.... ternyata beliau sudah hadir di Makassar di sekolah cendekia tersebut sejak kamis... dan rencananya besoknya akan mengadakan workshop menjadi enterpreneur sejak kecil yang diperuntukkan bagi anak-anak usia 10 tahun keatas atau SD kelas 4 sd SMP... acaranya menarik sehingga saya mengikutikan anak sulung saya bernama Sadid untuk kegiatan tersebut, bergabung dengan anak sekolah cendekia serta anak sekolah SMP Lazuadi GIS Makassar... dua sekolah ini adalah sekolah elit dengan jumlah pembayaran sekolah yang selangit menuruut ukuran kebanyakan kita, menurut ukuran saya yang PNS ....
Siapa Abi Erik...?
Abi Erik atau nama lengkapnya adalah Syamsul Bahri adalah guru dan kepala sekolah Citta Bangsa di Jakarta... sebelumnya beliau sempat berkarir diperusahaan milik PT S****M** dan kemudian resign... sekarang selain sebagai guru beliau juga mengembangkan kompetensinya menjadi trainer dan motivator khususnya bidang pendidikan.... beliau juga alumni perkuliahan Guardian Angel yang di gagas oleh Bapak @Munif Chatib ... penggagas sistem Sekolah Multiple Intelligence .... sekolah yang kurikulumnya di negeri sekarang dikenal sebagai kurikulum 2013... saya mengenal pertama kali Abi Erik tahun lalu pada salah saat perkuliaahan Guardian Angel Angkatan XIII, perkuliahan pertama di Makassar, dimana beliau waktu itu sedang mengisi pelatihan di salah satu di Makassar.
Apa itu Workshop Menjadi Enterpreneur sejak kecil?
Workshop satu hari ini berlangsung sejak jam 9pagi hingga jam 5 sore ... diisi dengan presentasi dan game-game tentang bagaimana merencanakan sukses bagi anak-anak sejak kecil ...
Acara pertama di mulai dengan game mengenal teman-temannya... kemudian presentasi tentang bagaimana memiliki Paradigma yang besar, memiliki harapan yang besar dan memiliki cita-cita yang besar .... acara dibawakan dengan santai dan penuh keceriaan.. anak-anak malah merasa mengikuti kegiatan senang-senang dan bukan duduk kaku mendengarkan sebagaimana seminar selama ini...
selanjutnya setelah anak-anak memahami 3 big tersebut yaitu big paradigma, big hope dan big dream ... seperti mata uang logam itu baru satu sisi, sisi sebelahnya yang harus dimiliki adalah sikap... yaitu sikap pada diri sendiri, sikap pada orang tua dan guru, sikap pada teman, sikap pada kegagalan.... anak-anak secara berkelompok diminta menuliskan sendiri sikap tersebut dan kemudian mempresentasikannya ...
selanjutnya anak-anak diminta menuliskan rencana suksenya berikut target tahun pencapaiannya... misalnya tamat SD tahun berapa, tamat SMP tahun berapa, tamat SMA tahun berapa, lulus kuliah tahun berapa dan setelah itu menjadi apa ... setiapanak menulliskan rencana suksesnya tersebut berikut keterangannya tempat...
setelah acara ini anak-anak dibagi 4 kelompok kemudian melakukan permainan dalam bentuk outbond di halaman sekolah.... setiap anak dalam kelompok kemudian bersaing berusaha memenangkan kelompoknya... ada 5 jenis lomba dan kemudian ditetapkan kelompok mana yang menjadi juara .... ada nuansa kompetisi dari masing-masing kelompok dan berlangsung sengit, menguras tenaga dan keharuan anak-anak... penontonpun ikut larut dalam menyemangati anak-anak.. guru-gurunyapun ikut bergabung dan menjadi bagian dari setiap kelompok...pokoknya seru dan penuh keceriaan...
acara terakhir diisi renungan... Abi Erik sangat piawai mengatur dan mengkondisikan suasana sehingga anak-anak larut dalam keharuan ketika mereka di tunjukkan film tentang sikap seorang anak yang telah dewasa kepada orangtuanya yang telah pikun.... suasana hikmat dan penuh makna...suasana tersebut kemudian dirasakan juga oleh setiap anak sehingga ketika anak-anak kemudian diminta untuk mendatangi orangtuanya untuk menyampaikan maaf dan salam taksim serta ucapan terima kasih ... anak-anak berlarian menemui orangtuanya masing-masing, menyalami dan mneciumi dengan penuh rasa sayang... suasana anatar anak dan orangtua berubah haru ... akan halnya Sadid, dia terdiam di tempat duduknya menangis terharu... demikianlah acara kemudian berakhir dan ditutup dengan keharuan mendalam.
Selepas acara ini, malamnya saya mengirimkan sms kepada Abi Erik mengucapkan terima kasih atas workshopnya, beliau menanya balik bagaimana Sadid, saya balas lagi bahwa Sadid sangat terkesan dan mudah-mudahan kami orangtuanya mampu terus mendampingi, memberi penguatan dan semogapai dia dapat menentukan dan menpai cita-citanya kelak....aaminn Ya Rabbal Alamin ....

Selasa, 10 Maret 2015

Andi Ice Potret Seorang Bunda


Jumat, 6 Maret 2015, jam 4 sore sehabis shalat ashar, saya membaca sms seorang kawan yang memberitakan tentang berita kematian seorang sahabat. "Assalamu 'alaikum .... Innalillahi wainnailaihi rojiu... Telah berpulang ke Rahmatullah, teman, saudara/saudari kita Bu Ice (A.Ice Fadriani)di jkt. Insya Allah tiba di rmh duka jl. Mappa..... Makassar pkl 15.30 hari ini, renc akan lgsg dikebumikan." sontak terdiam membaca sms ini, saya langsung menelpon teman yang mengirim sms ini, ia bilang betul, saya tanya kenapa bisa, dan ia seketika menjelaskan panjang lebar berbagai hal tentang kondisi akhir almarhumah.. saya bilang cukup, nanti dicerita lengkap saya mau kesana...
Saya mengenal ibu Andi Ice dalam perkuliahan unik Guardian Angel, sesama mahasiswa, kami kuliah selama 6 bulan, 3 hari setiap bulan pagi sampai sore. Beliau tinggal di Jakarta mengikuti suaminya yang bertugas di Senayan. Karena itu beliau bolak balik setiap bulan demi mengikuti perkuliahan ini. perkuliahan yang sudah lama ingin diikutinya namun baru kesampaian.
Sebagai seorang istri senator, dia bisa istirahat dan menikmati posisinya sebagai orang terhormat, tetapi sama sekali tidak tampak itu dari dirinya selama kami mengenalnya, setiap kali perkuliahan beliau memang rajin menanggapi lemparan pertanyaan pemateri, baik pak Munif, Pak Vita, maupun Bubun Irene. Beliau sangat aktif bertanya dan bercerita tentang dirinya, dirinya sebagai pembelajar, dirinya sebagai ibu, dan bukan dirinya sebagai nyonya besar.
Di bulan pertama perkuliahan, sempat-sempatnya dia mengantar keliling Makassar teman-teman kuliah yang berasal dari Papua. Ringan sekali tangannya membantu orang lain semampu dia bisa, juga cerita tentang oleh-oleh yang dibawanya dari Makassar yang sampai over bagasi, oleh-oleh untuk tetangganya, guru anaknya dan bahkan satpam rumahnya... pun dari Jakarta datang membawa oleh-oleh brownies yang sempat dinikmati teman-teman.
Semangat belajarnya sungguh luar biasa, seluarbiasa cita-citanya membangun sekolahnya yang sekolahnya manusia. Sebuah sekolah PAUD di rumahnya sudah lama berdiri dan ingin dikembangkannya lebih jauh menjadi sekolah alam, namun cita-citanya harus berhenti dan entah siapa yang akan melanjutkannya. Semua karena keinginannya membangun bangsanya, membangun daerahnya, membangun Sulawesi Barat asal suaminya. Untuk keperluan suaminya pula, semua desa dan kampung di Sulawesi Barat telah pernah dikunjunginya, menyerap aspirasi masyarakat dan menawarkan program perubahan pendidikan masyarakat. Sejumlah orang telah direkomendasikannya untuk mengikuti perkuliahan Guardian Angel angkatan berikutnya. perkuliahan yang akan berlangsung bulan April nanti...
Yang terutama dari beliau adalah perhatiannya yang penuh untuk anak-anaknya. Bahkan hingga bolos kuliah demi menemani anaknya belajar menjenlang ujian semester. Aku bilang kenapa harus bolos kuliah, toh ujian semester juga sudah tidak terlalu signifikan dalam penilaian di kurikulum baru, tetapi beliau tidak ingin melewatkan momen tersebut. dia ingin memberi semangat kepada anak-anaknya... bahwa sekolah itu penting, bahwa belajar itu penting... demi anak-anaknya pula lokasi rumah yang ditinggalipun mengikuti sekolah anaknya... sebelum pindah dari makassar, yang dilakukan dulu adalah mencari sekolah terbaik untuk anak-anaknya dan setelah menemukan sekolah tersebut barulah mereka mencari rumah tinggal di dekat sekolah anaknya tersebut, meskipun jauh dari pusat kota, meskipun jauh dari kantor suaminya... semua demi kecintaan seorang Bunda kepada anak-anaknya, perhatian penuh seorang Bunda kepada anak-anaknya... dan kata terakhir yang diucapkan kepada suaminya ketika memintanya pulang ke rumah di kesibukan kantornya adalah pulang dan belajar mengurus anak-anaknya... kata-kata yang tidak akan di lupakan oleh suaminya... sungguh mengharukan ketika suaminya tadi malam, di malam takziah hari ketiga dan hari terakhir... ia sampaikan bahwa betapa berat akan di rasakannya hari ini ketika akan berangkat ke Jakarta tanpa istri tercintanya, tanpa istri yang selama ini selalu mengingatkannya untuk tidak lupa Allah, tanpa istri yang selama ini megurus segala keperluan anak-anaknya... sang suami kini harus belajar menjadi ayah dan sekaligus ibu dari anak-anaknya.. di usia nya yang masih muda... 13 tahun mereka bersama ... dan sekarang salah satu dari mereka harus pergi menghadap Tuhannya.... dan salah satu dari mereka harus menjadi 2 orang bagi anak-anaknya...
Selamat jalan Sahabat... damailah engkau disana... di pelukan kasih sayang Allah yang tiada terkira...

Membayangkan masalah ayahbunda


Bayangkan, jika anda sebagai pasangan suami istri dan si istri sudah hamil untuk anak pertama, anda dalam keadaan bingung dan was-was bagaimana menghadapi kelahiran anak anda, pengetahuan apa yang anda butuhkan, sikap apa yang dibutuhkan dan bagaimana ketrampilan yang di butuhkan selama kehamilan anak tersebut ?.... anda perlu sebuah pelatihan atau sekolah untuk calon orantua. Tetapi dimana anda memperoleh pelatihan tersebut, dan bagaimana pembelajarannya dan berapa lama...??
Ketika anak anda lahir, tantangan baru pun muncul, kesulitan baru muncul dan bertambah banyak, anda boleh mengabaikan semua kebutuhan anak anda, anda boleh menyerahkan semua tradisi keluarga berjalan apa adanya, tetapi apakah ini yang terbaik untuk perkembangan anak anda...??? Jika tidak, anda perlu sekolah lagi untuk menperoleh kompetensi sebagai orangtua dari anak usia dini... dan untuk setiap tahapan perkembangan anak berikutnya, anda membutuhkan kompetensi baru dari orangtua untuk mengimbangi dan memaksimalkan potensi tumbuh kembang anak.
Jika pada 4 tahun pertama, anak anda tumbuh dan berkembang di rumah, sejak usia 4 sampai 6 tahun anak anda sudah masuk kelompok bermain dan TK, anak anda sudah masuk sekolah dan anda sudah perlu bekerjasama dengan sekolah dalam mendiskusikan perkembangan anak anda.... inilah fase pertama anda bekerjasama dengan guru anak anda, kerjasama ini akan berlanjut ketika anak anda sudah masuk SD, kemudian SMP, dan SMA. Bahkan ketika sudah mulai kuliah semester awal, anda masih saja dibutuhkan anak anda.... Pada setiap tahapan tersebut, anda butuh kompetensi baru dan khusus... dan kembali pertanyaannya dimana anda memperoleh kompetensi tersebut, dalam bentuk apa dan seperti apa prosesnya... ???
Saya membayangkan sekolah untuk anda memperoleh kompetensi tersebut, di setiap tahap dan tema tertentu, perlu dirancang dan dirumuskan programnya untuk dimodelkan. Siapa yang akan mengembangkan model programnya ini?
Dimasyarakat, oleh pihak swasta dan instansi pemerintah lain, sudah ada sebagian materi dan sekolahnya, masalahnya program-program tersebut perlu di kurasi, serta di integrasikan secara menyeluruh dari seluruh aspek dan tahapan perkembangan anak, sebab ini bukan cuma masalah gizi dan kesehatan, tetapi lebih luas dari itu ini adalah masalah pendidikan anak.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sudah membentuk direktorat baru yang bernama Direktorat Pendidikan Keluarga, yang sebelumnya dalam rancangan sempat disebut sebagai direktorat keayahbundaan. Dasar berpikirnya berdasarkan sejumlah berita dari akun facebook kementerian adalah orangtua sebagai pendidik utama dan terutama dalam kehidupan seorang anak selama ini belum tergarap dengan baik untuk mempersiapkan mereka sebagai pendidik di rumah.
Direktorat Pendidikan keluarga ini berada dibawah ditjen PAUD dan Dikmas, dan dibawahnya ada 2 Unit Pelaksana Teknis berbentuk PP-PAUDNI berlokasi di Jayagiri, Bandung dan Ungaran, Semarang. Selain itu ada 8 UPT berbentuk BP-PAUDNI, yang salah satunya BP-PAUDNI Reg.III di Makassar dengan wilayah kerja seluruh propinsi di pulau Sulawesi. Juga ada UPTD di setiap Propinsi bernama BPKB dan disetiap Kabupaten ada 1 atau lebih UPTD bernama SKB. Pada masing-masing UPT tersebut terdapat sejumlah tenaga fungsional pendidik bernama Pamong Belajar, yang sebagiannya lagi berkonsentrasi atau di konsentrasikan pada pengembangan program pendidikan keluarga ini...
Terdapat sekitar 3000 lebih tenaga fungsioanl Pamong Belajar di seluruh Indonesia, jumlah ini sangat kecil dibanding tenaga fungsional guru yang jumlahnya mencapai ratusan ribu. Tetapi tugas pokok dan fungsi pamong belajar dengan sasaran peserta didik adalah orang-orang di luar sekolah, termasuk orangtua apalagi dengan tambahan kajian pendidikan keorangtuaan ini memerlukan dukungan semua pihak, untuk menambah jumlah pamong belajar serta disaat yang sama meningkatkan kualitas pamong belajar. tentu disertai peningkatan tunjangan kesejahteraan pula.
Dalam hal pendidikan Keluarga bukan cuma garis kebijakan mengenai pendidikan keluarga ini yang harus jelas, tetapi juga orang-orang yang seharusnya terlibat dalam pengembangan model program ini, dalam hal ini adalah pamong belajar pada pokja pendidikan keluarga disetiap UPT dan UPTD perlu memiliki persepsi dan pemahaman yang sama... agar target-target pencapaian seperti tercantum dalam RPJM yaitu sekitar 59ribu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan keorangtuaan, serta sekitar 200ribu orangtua mengakses pendidikan keorangtuaan bisa tercapai.
Seperti apa program pendidikan keorangtuaan tersebut? barangkali adalah program yang menjawab permasalahan orang tua yang tertulis diawal tulisan ini..... tetapi apakah seperti itu??? apakah yang benar adalah seperti model program Pra-Nikah yang dikembangkan BPKB DIY? ataukah model program assisompungen yang pernah dikembangan BPPAUDNI Reg.III Makassar?
wallahu alam bissawab ...

Rabu, 04 Maret 2015

Dewi yang terkadang sedih


Meme "disitu terkadang saya merasa sedih" dipopulerkan oleh seorang polis bernama Brigpol Dewi Sri Mulyani. tadi malam buka-bukaan mengenai latar belakang mengapa beliau terkadang merasa sedih di salah satu stasiun Tv.
Dan ternyata penyebabnya adalah karena profesinya sebagai abdi negara yang kadang bertentangan dengan perannya sebagai ibu dari 2 orang anaknya. saat ia harusnya berada disamping anak-anaknya, membimbing dan mengarahkan mereka, negara juga memanggilnya untuk melaksanakan tugas sebagai seorang polisi. lalu mengapa ini harus terjadi? bukankah tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bukankah orangtua adalah pendidik utama dan terutama bagi seorang anak?
Disinilah perlunya keberpihakan negara terhadap peran ibu sebagai orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Sosok seorang Ibu teramat penting bagi seorang anak, mulai ketika masih dalam kandungan, lahir dan menyusu, berjalan, berlari bersekolah hingga dewasa dan siap menjadi orang tua lagi. keseluruhan proses tersebut memrlukan pendampingan dan didikan dari orangtuanya.
Kita bersyukur bahwa pemerintahan baru dibawah kemdikbud telah membentuk sebuah direktorat khusus tentang pendidikan keluarga/ayah bunda. Kita berharap dari direktorat ini akan lahir kajian dan model program tentang bagaimana menjadi orangtua untuk setiap jenjang dan fase kehidupan seorang anak. tentu juga akan ada keberpihakan negara terhadap pemberian kesempatan kepada orangtua untuk lebih maksimal berperan sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya. Di beberapa negara kebijakannya sudah sangat hebat, misalnya di Jepang seorang Ibu yang mengandung maka akan berhenti dari pekerjaanya untuk bekerja mengasuh anaknya hingga berumur 2 tahun, baru setelah itu bisa melanjutkan karirnya. di Finlandia, keluarga adalah nomor satu, baru kemudian pekerjaan dan uang.
Dalam kasus Dewi dan semua ibu lainnya, negara seharusnya memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendampingi anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. kita punya tantangan 20-30 tahun yang akan datang dengan bonus demografi, jika sekarang anak-anak tersebut tidak terfasilitasi dengan baik untuk berkembang, maka bukan bonus demografi yang akan kita hadapi tetapi masalah demografi.
Dunia berkembang sangat pesat, teknologi masuk dengan cepat pula, berbagai kemudahan teknologi ini menyebabkan anak-anak kita sekarang begitu akrab dengan teknologi baru berikut arus informasi yang besar, kebanyakana informasi yang dibawa tersebut tidak sesuai dengan perkembangan anak, banyak yang kecanduan gadget, mendapatkan konten informasi dewasa, adegan dan berita kekerasan, pornografi, menyebabkan anak-anak kita terpapar dan tercemari. banyak kasus kekerasan dilakukan anak-anak, genk motor, dan lain-lain... semuanya ekses dari tidak adanya orangtua yang hadir mendampingi perkembangan anak. tidak kompetennya orang tua sebagai orang tua. juga bentuk kebingungan orangtua dengan sekolah.
Kita juga harus menyadari bahwa pelaku-pelaku kekerasan oleh anak sekolah seperti tawuran sebetulnya adalah bentuk kegagalan sekolah dalam membina moral anak-anak, juga karena terputusnya hubungan antara guru dan orangtua sebagai pendidik dari anak-anak mereka.
Kajian dan model program pendidikan keorangtuaan sangat penting untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut. baik untuk mengkompetenkan orangtua sebagai orangtua, maupun membentuk pola hubungan yang harmonis antara guru di sekolah dan orangtua dirumah sehingga masing-masing akan ada penguatan terhadap sikap perilaku yang diharapkan dimiliki anak usia sekolah.Serta dukungan dari semua pihak tentang pentingnya memberikan kesempatan kepada orangtua dalam mendampingi anaknya dalam porsi yang tepat sebagai pendidik yang utama dan terutama.
Jika ini terjadi, maka Brigpol Dewi tidak perlu merasa sedih, anak-anaknya akan terpenuhi kebutuhannya sehingga berkembang dengan baik.
Sikap utama yang perlu dimiliki oleh orangtua adalah bahwa setiap anak yang dilahirkannya adalah karya master piece dari Tuhannya, tidak ada produk gagal, setiap anak memiliki potensi menjadi hebat dan tinggal menemukan potensi hebatnya dan karenanya perlu dijaga, dipelihara, dididik dengan didikan terbaik sehingga ia akan menjadi manusia terbaik pula dengan prestasi dan karya yang akan dihasilkanya. akan lahir generasi emas, generasi solutif, manusia mandiri, bertanggungjawab, dan bukan sebaliknya menjadi beban masyarakat.
Tuhan telah menciptakan manusia sebagai ciptaan yang sempurna, dalam keadaan bagaimanapun ia adalah sempurna, maka dengan menyempurnakan didikan kita, anak akan menjadi manusia sempurna. manusia yang macca, lempu, warani dan getteng.

Selasa, 03 Maret 2015

Ke arah mana pendidikan ayahbunda

Hari ini rapat pertama pamong belajar pokja pendidikan ayahbunda/keluarga. Rapat dibuka oleh ketua pokja yang menyampaikan tentang ihwal dirinya masuk di pokja ayah bunda berdasarkan amanah dari kepala balai. yang meskipun terpaksa tetapi karena amanah maka harus dilaksanakan. Lanjut rapat pokja, selain personil pokja, struktur pokja juga sudah ditunjuk langsung dimana ketua dan sekretaris sudah tertulis langsung. saya sepertinya menduga 2 model dan 2 labsite juga sudah ada dan tinggal dilaksanakan. namun demikian saya tetap menyampaikan sebagian yang saya pikirkan tentang ke arahmana pengembangan program ini seharusnya dilaksanakan. meski ada pendapat lain yang berbeda baik terbuka dan mungkin nanti diam-diam. hehehhe Saat rapat berlangsung, kemudian kepala balai masuk dan kemudian langsung memberikan pengarahan tentang seperti apa pokja ini, menurut beliau pokja seperti ini sudah dibentuk sebelumnya di Bandung dengan nama pokja parenting, semarang belum ada kabar, dan makassar mengikut bandung mengikuti Kapus jayagiri yang mantan kepala balai makassar. informasi dari kementerian disampaikan oleh kepala balai adalah fokus dari direktorat ini adalah bagaimana ayah ibu berperan dalam mensukseskan tumbuh kembang anak. beliau juga menyampaikan apa-apa yang telah menjadi kajian lokal, regional dan internasional dari direktorat ini. Saya mencatat fokusnya ini kemudian saya coba uraikan lebih lanjut, yaitu bahwa orang tua sebagai sasaran program yang diharapkan mampu menjadi orangtua yang baik bagi anak-anaknya. Dan jika melihat usia anak-anak dari 0 sampai 18 tahun maka pengembangan model program sebaiknya menyasar pada segmentasi tersebut yang terdiri 7 segmen. lebih lanjut segmentasi tersebut terdiri atas 1. model program pendidikan ayah bunda bagi calon orang tua, yaitu pasangan yang sudah akan memiliki anak, 2 model program pendidikan ayah bunda bagi orang tua dari anak usia 0 sd 3 tahun, 3 model program pendidikan ayah bunda bagi orang tua dari anak usia 4 sd 6 tahun (pre school), 4 model program pendidikan ayah bunda bagi orang tua dari anak usia 7 sd 9 tahun (SD Bawah), 5 model program pendidikan ayah bunda bagi orang tua dari anak usia 10 sd 12 tahun (SD atas), 6 model program pendidikan ayah bunda bagi orang tua dari anak usia 13 sd 15 tahun (Usia SMP), dan 7 model program pendidikan ayah bunda bagi orang tua dari anak usia 16 sd 18 tahun (Usia SMU).pembagian tersebut berdasarkan psikologi perkembangan anak, dan juga kemungkinan lembaga penyelenggara nanti adalah forum orang tua siswa di berbagai jenjang usia tersebut. pendapat ini sedikit berbeda dengan pendapat teman yang lain yang masih pada 3 segmen besar, yaitu model untuk pra nikah, setelah menikah dan orang tua. bagaimanapun jika melihat sasaran RPJM tentang jumlah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan keorangtuaan sebesar 39724 lembaga serta 255500 orang terjangkau, maka pendekatan pada segemntasi umur anak lebih tepat. program ini tinggal bekerja sama denga forum orangtua siswa pada setiap jenjang dan setiap sekolah formal. pada nonformla yaitu pada lembaga PKBM, LKP dan SKB/BPKB. maka orientasi identifikasi model nanti tinggal fokus pada seperti apa kurikulum dan bahan ajar pada orangtua tersebut.. mudah-mudahan bermanfaat

Rabu, 25 Februari 2015

Malu Padamu

Minggu 22 pebruari 2015, tak sengaja remote TV memencet satu saluran yang menampilkan seorang tokoh yang bercerita tentang aktivitasnya yang luar biasa. Namanya M. Saleh Yusuf, dia seorang supir bis antar kota di Nusa Tenggara dengan penghasilan maksimal Rp.2.500.000,- (dua juta lima ratus rupiah)jika bekerja.
Prihatin dengan pendidikan anak-anak di daerahnya, beliau nekat membangun sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum. Guru di rekrut dari penduduk desanya yang sarjana namun menganggur. Gaji yang dia berikan ke guru tersebut diambil dari setengah penghasilannya sebagai supir bis yang dibagi rata dengan semua guru.
Sekolahnya dibangun diatas tanah milik orang tuanya. Bukan tidak ada masalah ketika tanah tersebut dibangun sekolah, sebab orangtuanya berencana menjual tanah tersebut untuk biaya naik haji. Namun beliau berhasil meyakinkan ayahnya bahwa pahala membangun sekolah jauh lebih besar dari naik haji. Dilihat dari penampilannya tidak nampak sebagai seorang penggiat pendidikan, rambutnya dipelihara tetap panjang, seperti preman. Alasannya karena dia hidup diatas jalan sebagai sopir bis antar kota yang rentan di palaki oleh preman, maka dengan penampilan tersebut setidaknya dia tidak digannggu oleh preman.
Suaranya berat rada berwibawa dan oleh host disebutnya sebagai suara mirip bang Haji Roma...mirip benar, apalagi jika sudah keluar kalimat bernada filosofis, kadang menyitir ayat suci alqur'an. Kiprah M. Saleh Yusuf ini sungguh luar biasa. dengan keyakinan bahwa jika mengusahakan sesuatu yang baik maka akan ada jalan kemudahan yang diberikan Tuhan benar-benar dia rasakan. salah satu usaha untuk menutupi kekurangan biaya sekolah, anak-anak sekolahnya setelah jam belajar di pekerjakannya dengan menanam tanaman sayur dan lain-lain. Hasilnya itulah yang digunakan untuk menambah biaya operasional sekolah.
Warga sekitar sekolah menjadi tertarik karena nyata sekali perbedaan anak-anak yang sekolah di darul ulum dengan sekolah lainnya. maka sekolah yang awalnya cuma terdiri 9 siswa kemudian berbondong-bondong masyarakat memasukkan anaknya sekolah di sekolah tersebut. atas aktivitas tersebut M.Saleh Yusuf mendapat bantuan senilai 100juta dari dermawan bersama 3 orang lainnya.
Jika membandingkan kiprah Pak Saleh ini maka seharusnya saya yang di gaji pemerintah untuk mengurusi pendidikan bisa berbuat lebih banyak dibanding beliau. rasanya kok saya masih saja sibuk menuntut lebih banyak dibanding berbuat lebih banyak..... lalu apa setelah ini ???? sungguh malu aku padamu Pak ....

Selasa, 24 Februari 2015

Membahas Program

Menjadi rutin setiap awal tahun, berbagai rapat dilaksanakan untuk mempersiapkan pelaksanaan program demikian pula di balai ppnfi. Beberapa waktu lalu bahkan telah dilaksanakan Rapat Kerja Tahunan dan penyusunan Draft Renstra Balai 2015-2019. Pada raker tersebut, beberapa hal didiskusikan termasuk presentasi setiap unit kerja mengenai program kerja tahunan mereka. satu yang menarik yang saya cermati adalah bagaimana peran fungsional pamong belajar sebagai tenaga pendidik, jika dibandingkan dengan dosen pada perguruan tinggi atau litbang dan marketing pada perusahaan bisnis seperti apple.
Pada apple, peran penting terletak pada litbang yang menghasilkan produk terbaik, kemudian marketing yang memasarkan produk tersebut, sehingga apple muncul sebagai perusahaan terkemuka yang menghasilkan produk terbaik yang diikuti dengan angka penjualan yang sangat tinggi. Pada perguruan tinggi, tenaga utama adalah dosen yang melaksanakan pembelajaran dan penelitian sehingga mampu menemukan teori-teori baru dan solusi terhadap permasalahan sesuai bidangnya keilmuannya.
Lalu bagaimana dengan pamong belajar di balai? Jika kita menganggap pamong belajar sebagai pelaksana utama dari core atau tupoksi balai, maka seharusnya unit-unit lain dibentuk untuk memfasilitasi terlaksananya pengembangan dan penyusunan model program, baik model kursus dan pelatihan, paud, maupun dikmas yang dilaksanakan oleh pamong belajar. Tidak ada pengembangan model program selain oleh pamong belajar.
Sebagaimana diketahui, untuk mengkoordinir pelaksanaan tupoksi balai, kepala balai dibantu oleh 3 seksi dan 1 subag. Ke 3 seksi adalah program, fasilitasi sumberdaya dan informasi dan publikasi. Keberadaan seksi tersebut harusnya bersifat timbal balik dengan pekerjaan pengembangan model program oleh pamong belajar. Demikian pula keberadaan seksi informasi dan publikasi/humas yang bukan cuma menerima hasil pengembangan pamong belajar untuk kemudian dipamerkan kemana-mana, seksi informasi juga seharusnya mensuport tugas-tugas pengembangan dengan menyuplai data pendidikan terkait yang dibutuhkan untuk dasar pengembangan program.
Seksi program mengkoordinir bidang-bidang pengembangan yang perlu di pertajam sehingga berbagai program pengembangan dari 3 pokja juga bisa saling mendukung. seksi program juga mengatur lapangan pekerjaan dari masing-masing pokja agar tidak ada saling caplok pekerjaan.
Ada yang krusial pula didalam fokus pengembangan model program. misalnya pada model program kursus dan pelatihan yang terdiri PKH, PKM dan desa vokasi. model PKH seharusnya fokus pada penciptaan angkatan kerja yang lulusannya bisa bekerja dalam suatu jabatan pekerjaan. Model PKM fokus pada bagaimana angkatan kerja bisa berwirausaha dalam suatu bidang. Tetapi yang terjadi adalah diskusi yang kabur pada vokasi atau obyek, seolah berusaha menyaingi bagaimana menciptakan teknologi vokasi. Seharusnya pada model PKH yang diupayakan adalah menemukan teknologi perubahan perilaku menjadi mampu bekerja dalam jabatan vokasi tertentu. pada model PKM adalah teknologi perubahan perilaku menjadi mampu berwirausaha dalam bidang tertentu. Jika vokasinya adalah kripik pisang, maka fokus pengembanganya bukan pada bagaimana teknologi kripik pisang yang baik, tetapi kalau PKH maka bagaimana kursus untuk membuat orang bekerja pada perusahaan kripik pisang, atau kalau PKM adalah kursus bagaimana berwirausaha dengan kripik pisang.
Mengenai jenis program yang dikembangkan, pada buku "planning better program" disebutkan bahwa ada 3 jenis program yang dikembangan yaitu 1. developmental, 2 institusional, 3 informational.
Pada jenis program developmental, program yang di modelkan adalah bagaimana membuat masyarakat bisa mandiri dalam kewirausahaan kripik pisang dimana model kursus yang dihasilkan adalah model TOT sehingga masyarakat bisa menyelesikan sendiri permasalahan dalam kewirausahaan kripik pisang. pada jenis program institusional, program yang dimodelkan adalah bagaimana melaksanakan kursus dan pelatihan pada sejumlah orang sehingga memperoleh kompetensi tertentu dalam kewirausahaan kripik pisang. model ini yang akan di duplikasi untuk dilaksanakan oleh masyarakat setelah mengikuti program developmental. pada jenis program informational, program yang dimodelkan adalah modul-modul informasi berupa bahan belajar, atau materi terkait tentang kewirausahaan kripik pisang. Saya belum menemukan dimana titik temu dari semua model yang telah dikembangkan dan posisi pengembangannya, nampaknya proses bisnis yang terjadi selama ini tidak lebih dari sekedar melaksanakan program yang tersedia, tetapi benang merah dari semua program belum nampak jalinannya.... masih benang kusut... atau mungkin cuma saya yang kusut ....

Jumat, 13 Februari 2015

Guru berkualitas Guru Vs Guru berkualitas Buruh

Guru sejatinya di tiru dan di gugu. Guru adalah teladan. Setiap perbuatan guru seharusnya mencerminkan suatu sikap yang pantas di teladani. Meskipun guru bukanlah malaikat, tetapi guru berkewajiban untuk melaksanakan setiap perbuatan baik yang mampu dilakukannya karena perannya sebagai guru yang di tiru dan di gugu.
Namun faktanya perhatian terhadap kualitas guru ini sering seadanya, baik oleh orang sekitarnya maupun bagi guru itu sendiri. Tak jarang kita mendengar berita perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh seorang guru sungguh di luar apa yang seharusnya di lakukan oleh seorang tauladan.
Suatu ketika saya mengkonfirmasi suatu kejadian yang dialami oleh anak saya di sekolah. Kejadian yang membuat anak saya mengalami cedera. Dengan sms yang isinya ditujukan kepada wali kelas serta direktur sekolah saya menanyakan kejadian tersebut. Tidak disangka respon cepat datang dari guru tersebut, bahkan menelpon berkali-kali baik ke nomor saya maupun ke nomor ibunya. Mengherankan karena selama ini sering sms yang kami kirim tidak dibalas. Tetapi ini sungguh mengejutkan.
Analisa saya, ini bukanlah karena cedera yang dialami anak saya di sekolah, tetapi karena pencantuman isi sms ke direktur sekolah yang sebenarnya tidak saya kirimkan. Tetapi sepertinya itu yang menjadi perhatian besar dari guru tersebut. Saya melihat bahwa guru tersebut lebih khawatir terhadap penilaian direktur dibanding mengkhawatirkan perannya sebagai guru. Ketakutan guru terhadap penilaian atasannya lebih diatas dibanding ketakutan guru terhadap kualitas perannya sebagai guru. Guru seperti ini saya sebut sebagai guru berkualitas Buruh. Lalu seperti apa guru yang berkualitas Guru? tentu saja adalah guru yang pantas di tiru dan di gugu.
Bagaimana guru bisa di tiru dan di gugu ? Tentu saja guru tersebut harus memerankan perilaku yang berkesan baik bagi siswanya. Guru yang setiap perbuatannya mencerahkan siswanya. Guru yang dalam menjalankan tugasnya tidak sekedar berdiri didepan kelas tetapi juga berdiri setiap saat manakala siswa membutuhkan perhatian dan nasehatnya. Peran khusus guru adalah menjelaskan suatu pengetahuan dalam matapelajaran tertentu kepada siswanya. Yang dengan penguasaan cara menyampaikan pengetahuan tersebut, siswa mencintai dan menyenangi pelajaran tersebut. Ini titik masuknya.
Ketika siswa menyenangi suatu pelajaran oleh karena cara guru membawakan materi pelajaran tersebut menjadi berkesan, maka selanjutnya siswa akan mengikuti dan mendengarkan nasehat gurunya. Guru tidak perlu khawatir dengan penilaian atasan, karena seorang atasan dari guru seharusnya mendorong gurunya untuk menjadi teladan bagi siswanya. Atasan seorang guru bukanlah seorang supervisor, atau mandor yang akan menilai pencapaian jumlah transaksi pembelajaran yang dilakuakn guru. Atasan seorang guru lebih berkonsentrasi terhadap kualitas interaksi antara dirinya dengan guru tersebut serta antara guru dan muridnya, kualitas interaksi yang bersandar pada nilai-nilai kemanusiaan yang sesuai fitrah kemanusiaan. Kualitas seorang guru tidaklah lahir karena interaksi pembelajaran yang diikutinya lewat sebuat institusi pendidikan guru. Kualitas seorang guru haruslah bersumber dari dalam diri orang tersebut yang merasa memiliki panggilan jiwa untuk menjadi guru. Sebuah institusi pendidikan guru seharusnya menyeleksi setiap calon pesertanya adalah orang-orang yang memiliki keminatan untuk menjadi guru, bukan karena sekedar nilai-nilai akademik yang menjadi saringan masuknya. Instituri pendidikan guru tentunya berisi materi tentang bagaimana ketrampilan pedagogik tertinggi bisa dilaksanakan, bagaimana kerampilan mengajar tertinggi bisa di pelajari, bagaimana menilai kemajuan hasil pembelajaran. Semuanya bisa di pelajari tetapi tanpa dorongan dan sikap untuk menjadikan semua ketrampilan tersebut sebagai alat untuk mendidik manusia tentulah menjadi sia-sia.
Menjadi guru bukanlah sebuah profesi yang dinilai berdasar jumlah transaksi pembelajaran untuk di konversi dalam jumlah uang tertentu.
Guru adalah profesi yang sebenarnya tidak dibayar cuma dengan uang. Profesi guru adalah profesi kemuliaan. Ia melindungi dan memayungi orang-orang dari ketaktahuan, karenanya ia diselimuti kemuliaan. tetapi bagaimanapun, seorang guru adalah juga manusia. Ia bukan sepenuhnya malaikat tetapi ia mencerminkan perilaku sebagai malaikat. Ia seperti seorang malaikat penjaga (a guardian angel).
jadi seperti apa guru anda? seperti apa guru anak-anak anda? harap diingat, sepanjang guru tidak melakukan hal-hal merugikan dan terlarang baik secara etis apalagi hukum, masih ada kesempatan untuk mengajak guru meningkatkan kualitasnya. Hormati mereka. Sanjung mereka. Muliakan mereka. Tetapi, jika guru anda sudah berperilaku di luar norma kewajaran, bahkan seperti merokok sekalipun, maka STOP. Cukup Sudah. Masa depan anak-anak kita jauh lebih berharga daripada menyerahkannya kepada mereka yang tidak mengerti kualitasnya sebagai seorang Guru. Guru profesi mulia, bukan profesi perusak. Lebih baik mereka cari pekerjaan lain jika tidak bisa menjadi guru terbaik.

Popular Posts