Selasa, 23 September 2014

Guardian Angel

Saya menemukan kata ini lewat FB dan kemudian terlibat didalamnya. Guardian Angel adalah nama dari sebuah perkuliahan S2 setengah yang digagas oleh seorang konsultan pendidikan dari Surabaya, Munif Chatib. Beliau pertama kali saya temui dalam acara preview perkuliahan Guardian Angel di Makassar. Namun dari pertemuan tersebut saya melihat ada sesuatu yang harus saya pelajari lebih lanjut. meski saya sudah S2 pendidikan tetapi tidak salah lah kalo saya perbarui pengetahuan saya ini. Preview perkuliahan di bulan mei dan kemudian perkuliahan bulan pertama di bulan Agustus selama tiga hari berturut-turut pagi jam 8 sampai jam 3 sore. dan demikianlah untuk 5 bulan berikutnya, 3 hari berturut-turut pagi jam 8 sd jam 3 sore. Materi yang disajikan adalah tentang bagaimana seharusnya sekolah, Sekolahnya manusia, bagaimana seharusnya guru, gurunya manusia, Multiple Intelligences, gaya belajar siswa, Kurikullum 2013 dan lain-lain. Output dari kegiatan ini adalah peserta akan bisa menjadi konsultan sekolah Guardian Angel yang bisa mengkonsultasi sekolah maupun guru dalam melaksanakan pembelajaran yang benar. Kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP, adalah kurikulum yang seperti disiapkan dan diimplementasikan secara tergesa-gesa oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan di tahun terakhir pemerintahan SBY. banyak kalangan yang berpendapat bahwa Kurtilas ini hanyalah kebijakan baru menteri pendidikan sebagaimana menteri sebelumnya yang membuat kurikulum baru sehingga masa depannya akan hilang seiring pergantian pemerintahan. Presiden terpilih Jokowi di anggap akan mengganti lagi kurikulum tersebut. berbeda dengan apa yang disampaikan dalam kuliah Guardian Angel yang melihat Kurtilas sebagai solusi atas rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. berbagai laporan bank dunia tentang kualitas pendidikan Indonesia yang rendah sebenarnya mengacu pada implementasi kurikulum sebelumnya yaitu KTSP, karena itu tidaklah layak mengevaluasi Kurtilas sebagai gagal saat baru dilaksanakan satu tahun. KTSP tidaklah dibuang dalam kurtilas, tetapi KTSP yang sangat lengkap, sangat luas dan sangat berat tersebut sebagiannya diambil untuk Kurtilas dengan mengacu pada tahapan perkembangan anak. anggaplah seorang anak dengan umur tertentu, mereka butuh belajar dan kebutuhan belajarnya sesuai tahapan perkembangannya dengan mengacu pada ilmu psikologi perkembangan anak. berdasarkan kebutuhan belajar tersebut dirancanglah program belajarnya dengan tema-tema pembelajaran konkrit. pada tema pembelajaran tersebut bisa didekati dengan sejumlah mata pelajaran. KD dan IHB dari KTSP tersebut diambil untuk diramu dalam tema pembelajaran konkrit. jadi KTSP tidak hilang tetapi diambil sesuai keperluan. Kurtilas juga mengakomodasi multiple intelligences, yaitu bahwa semua anak adalah cerdas, dan kecerdasan tersebut harus ditemukan agar bisa distimulasi dengan tepat sesuai gaya belajarnya sehingga setiap anak bisa menemukan kondisi terbaiknya sesuai minat dan bakatnya. sebutlah misalnya 4 orang Rudi yaitu Rudi Hartono, Rudi Habibie, Rudi Hadisuwarno, dan Rudi Chef. ke empat Rudi ini semuanya cerdas tetapi tidak bisa dibandingkan kecerdasannya, sebab Rudi Hartono cerdas kinestetis, Rudi Habibie cerdas logika-matematika, Rudi Chef cerdas meramu resep makanan dan Rudi Hadisuwarno cerdas dalam menata rambut. Dulu waktu SD kita belajar matematika seperti 4 X 5 = ? tanpa tahu 4 tersebut apa dan 5 apa. dalam kurtilas tidak boleh langsung mengerjakan soal seperti itu karena itu abstrak dan tidak jelas manfaatnya apa. tetapi jika di kaitkan dengan dunia nyata misalnya ruang kelas yang terdiri 4 baris dan setiap baris ada 5 bangku maka bisa dihitung berapa jumlah kapasitas ruang kelas tersebut dengan mengalikan 4 X 5 = 20. setiap angka merujuk pada benda konkrit sehingga anak belajar konkrit. Memang Kurtilas ini sangat terkait dengan pendidikan formal, tetapi pendidikan nonformal misalnya Paket C yang katanya belum menggunakan Kurtilas seharusnya lebih dekat dan lebih pantas menggunakan kurtilas karena konkritnya pembelajaran dan Kurtilas sebagaimana Paket C. jadi memang ada kekurangpahaman tentang kurtilas ini, ada kesalahpahaman dan ada kesoktahuan. jika saja semua mau belajar dan melihat lebih jernih saya yakin perkuliahan Guardian Angel ini tidak hanya cocok untuk formal education tetapi juga nonformal serta informal education. ini tantangan besar.

Popular Posts