Selasa, 20 September 2011

Sekolah yang baik...

Sekolah harusnya baik, karena ia dibuat untuk menciptakan manusia-manusia baik. sekolah harusnya mengajarkan kebaikan, agar siapapun yang bersekolah menjadi manusia baik-baik. mencari sekolah yang baik mungkin pertama akan terasa gampang, karena koran, majalah, dan media lain selalu meberitakan sekolah yang sepertinya baik, baik karena fasilitas sekolahnya, gedung sekolahnya dan terutama bayarannya..
sekolah itu memasang iklan, memamerkan fasilitas sekolahnya, menjanjikan suasana belajar yang nyaman, mewah dan berkelas. tetapi kemudian sekolah itu hanya bisa dijangkau oleh orang berduit. orang yang punya kelebihan dan standar hidup mewah, suasana nyaman ada pada ruang sekolah secara fisik. Pengelola sekolah yang menghadapi orang berduit akhirnya juga mengutamakan duit, maka bukan masalah seperti apa belajarnya, tetapi seperti apa barangnya. sekolah bukan lagi mengajarkan kebaikan tetapi menghadirkan kemewahan.
lain dari itu yang jumlahnya banyak adalah sekolah negeri, sekolah yang dikelola oleh pemerintah, atau sekolah yang dibawah naungan pemerintah. mereka ini tidak beriklan, tetapi tetap diserbu. janji pejabat untuk pendidikan gratis, menyebabkan semua orang tua merasa tidak harus membiayai sekolah anaknya. orangtua membiarkan anaknya dididik oleh sekolah. sekolah yang dibiayai pemerintah, sekolah yang menjalankan administrasi sekolah, sekolah yang harus mempertanggungjawabkan dana yang diterima dari pemerintah. fokus sekolah adalah bagaimana memperoleh dana dari pemerintah, kemudian bagaimana menggunakan dana itu, kemudian bagaimana agar sekolah secara adminitrasi terus memperoleh nilai yang baik.lalu bagimana dengan muridnya...? murid harus mengikuti sistem, murid harus mengerjakan PR, murid harus patuh, taat, disiplin. bagimana dgn perasaan muridnya...? perasaan...? pokoknya murid harus belajar,patuh, taat dan disiplin titik.
banyak orang dari berbagai latar belakang masuk menajdi guru, guru honorer, guru-guru itu kemudian berusaha diangkat menajdi pegawai, guru-guru kemudian juga berusaha untuk disertifikasi, bagaimanapun caranya. sertifikat semeinar, pelatihan digandakan, ikut ato tidak pokoknya dpt sertifikat. tulisan di copy paste.. pokoknya ada tulisan... yang baik itu adalah materinya... punya ini dan itu....
sisi buruk....
sekolah harusnya menjadi tempat bagi mengkristalnya semangat belajar, semangat tuk tahu yang kemudian dibarengi dengan kejujuran. sebab pintar jka tidak jujur hanya melahirkan penipu-penipu yang merasa bisa menipu semua orang dengan argumentasi rasionalnya. sekolah juga harusnya menjadi tempat bagi mengkristalnya sifat berani dan teguh. berani menghadapi kenyataaan berani tuk jujur sejujurnya, serta konsisten, teguh pendirian untuk terus menyuarakan kebaikan berdasarkan ilmu pengetahuan.
sekolah seperti itu dimana?
ada sebuah sekolah yang tidak menyebut dirinya sebagai sekolah sebab akan kedengaran terlalu formalistik padahal ia bukan di jalur itu. Dibentuk oleh orang-orang yang dibiayai oleh pemerintah untuk memikirkan dan mengkaji seperti apa sekolah yang baik itu. berdirilah ia dan menerima murid dengan uang masuk gratis dan uang bulanan sekedarnya. berganti tahun ia bekerjasama dengan lembaga lain yang punya komitmen sama. uang masuk naik dan pembayaran bulanan juga naik. berikutnya tiap tahun naik pembayarannya. berikutnya ia mandiri di kelola sendiri tanpa lembaga lain. tetapi pembayaran uang masuknya naik hampir 2 kali lipat, bulanannya naik 50%. dan hasilnya.... wastafel tidak jalan krannya, anak-anak bermain seenaknya, kalo ada berkelahi orang tuanya yang pisahkan, kalo ada anak tidak masuk kelas, gurunya tidak cari......... saat jam bermain gurunya gak keliatan satupun ........ dan yang pasti gurunya tambah parlente....
Randi murid baru, baru pindah dari timur, di sana yang katanya terbelakang, sekolahnya dan gurunya memperlakukan ia dengan penuh perhatian, buku rapornya terarsip rapi dalam map rapor, ia diberi surat pindah serta sebuah form balikan untuk sekolah tujuan. biaya sekolahnya hanya seperenamnya, tapi wastafel jalan, ada sabun dan handuk bersih, APEnya ada dan terpakai tidak tersusun rapi hingga berdebu. dan ia diterima dengan hangat oleh gurunya, tidak ogah2an dan tanpa perhatian. mau masuk, masuk tidak ya tidak.
Sekolah baru harusnya lebih baik, karena ia dibentuk dan dikelola oleh orang2 yang sudah dibiayai serta menarik biaya yang lebih tinggi, dan ia memperoleh fasilitas yang banyak dan serba mudah........ padahal sekolah lama dibentuk oleh sebuah yayasan dan menarik biaya yang lebih rendah, dan ia ada di ujung timur, yang jauh dari fasilitas serba mudah...
akankah Randi bertahan di sekolah barunya? ataukah ia akan mengorbankan uang masuknya dan pindah ke tempat lain yang lebih baik, meski harus membayar lagi.......?
Pendidikan anak adalah investasi yang tidak bisa diukur dengan materi berapapun, selama mampu lebih baik menghindar dari potensi salah asuhan.... selama bisa lebih baik dicarikan sekolah yang lebih baik, sekolah yang akan menggelorakan semangat anak tuk tahu lebih banyak, memeliharan kejujuran, berani serta teguh dijalur kebaikan....
sekolahlah yang baik....

Popular Posts