Selasa, 24 Februari 2015

Membahas Program

Menjadi rutin setiap awal tahun, berbagai rapat dilaksanakan untuk mempersiapkan pelaksanaan program demikian pula di balai ppnfi. Beberapa waktu lalu bahkan telah dilaksanakan Rapat Kerja Tahunan dan penyusunan Draft Renstra Balai 2015-2019. Pada raker tersebut, beberapa hal didiskusikan termasuk presentasi setiap unit kerja mengenai program kerja tahunan mereka. satu yang menarik yang saya cermati adalah bagaimana peran fungsional pamong belajar sebagai tenaga pendidik, jika dibandingkan dengan dosen pada perguruan tinggi atau litbang dan marketing pada perusahaan bisnis seperti apple.
Pada apple, peran penting terletak pada litbang yang menghasilkan produk terbaik, kemudian marketing yang memasarkan produk tersebut, sehingga apple muncul sebagai perusahaan terkemuka yang menghasilkan produk terbaik yang diikuti dengan angka penjualan yang sangat tinggi. Pada perguruan tinggi, tenaga utama adalah dosen yang melaksanakan pembelajaran dan penelitian sehingga mampu menemukan teori-teori baru dan solusi terhadap permasalahan sesuai bidangnya keilmuannya.
Lalu bagaimana dengan pamong belajar di balai? Jika kita menganggap pamong belajar sebagai pelaksana utama dari core atau tupoksi balai, maka seharusnya unit-unit lain dibentuk untuk memfasilitasi terlaksananya pengembangan dan penyusunan model program, baik model kursus dan pelatihan, paud, maupun dikmas yang dilaksanakan oleh pamong belajar. Tidak ada pengembangan model program selain oleh pamong belajar.
Sebagaimana diketahui, untuk mengkoordinir pelaksanaan tupoksi balai, kepala balai dibantu oleh 3 seksi dan 1 subag. Ke 3 seksi adalah program, fasilitasi sumberdaya dan informasi dan publikasi. Keberadaan seksi tersebut harusnya bersifat timbal balik dengan pekerjaan pengembangan model program oleh pamong belajar. Demikian pula keberadaan seksi informasi dan publikasi/humas yang bukan cuma menerima hasil pengembangan pamong belajar untuk kemudian dipamerkan kemana-mana, seksi informasi juga seharusnya mensuport tugas-tugas pengembangan dengan menyuplai data pendidikan terkait yang dibutuhkan untuk dasar pengembangan program.
Seksi program mengkoordinir bidang-bidang pengembangan yang perlu di pertajam sehingga berbagai program pengembangan dari 3 pokja juga bisa saling mendukung. seksi program juga mengatur lapangan pekerjaan dari masing-masing pokja agar tidak ada saling caplok pekerjaan.
Ada yang krusial pula didalam fokus pengembangan model program. misalnya pada model program kursus dan pelatihan yang terdiri PKH, PKM dan desa vokasi. model PKH seharusnya fokus pada penciptaan angkatan kerja yang lulusannya bisa bekerja dalam suatu jabatan pekerjaan. Model PKM fokus pada bagaimana angkatan kerja bisa berwirausaha dalam suatu bidang. Tetapi yang terjadi adalah diskusi yang kabur pada vokasi atau obyek, seolah berusaha menyaingi bagaimana menciptakan teknologi vokasi. Seharusnya pada model PKH yang diupayakan adalah menemukan teknologi perubahan perilaku menjadi mampu bekerja dalam jabatan vokasi tertentu. pada model PKM adalah teknologi perubahan perilaku menjadi mampu berwirausaha dalam bidang tertentu. Jika vokasinya adalah kripik pisang, maka fokus pengembanganya bukan pada bagaimana teknologi kripik pisang yang baik, tetapi kalau PKH maka bagaimana kursus untuk membuat orang bekerja pada perusahaan kripik pisang, atau kalau PKM adalah kursus bagaimana berwirausaha dengan kripik pisang.
Mengenai jenis program yang dikembangkan, pada buku "planning better program" disebutkan bahwa ada 3 jenis program yang dikembangan yaitu 1. developmental, 2 institusional, 3 informational.
Pada jenis program developmental, program yang di modelkan adalah bagaimana membuat masyarakat bisa mandiri dalam kewirausahaan kripik pisang dimana model kursus yang dihasilkan adalah model TOT sehingga masyarakat bisa menyelesikan sendiri permasalahan dalam kewirausahaan kripik pisang. pada jenis program institusional, program yang dimodelkan adalah bagaimana melaksanakan kursus dan pelatihan pada sejumlah orang sehingga memperoleh kompetensi tertentu dalam kewirausahaan kripik pisang. model ini yang akan di duplikasi untuk dilaksanakan oleh masyarakat setelah mengikuti program developmental. pada jenis program informational, program yang dimodelkan adalah modul-modul informasi berupa bahan belajar, atau materi terkait tentang kewirausahaan kripik pisang. Saya belum menemukan dimana titik temu dari semua model yang telah dikembangkan dan posisi pengembangannya, nampaknya proses bisnis yang terjadi selama ini tidak lebih dari sekedar melaksanakan program yang tersedia, tetapi benang merah dari semua program belum nampak jalinannya.... masih benang kusut... atau mungkin cuma saya yang kusut ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tuliskan komentar anda dengan cara yang baik, dan sopan. Komentar yang layak akan ditampilkan setelah dimoderasi.

Popular Posts