Rabu, 25 Februari 2015

Malu Padamu

Minggu 22 pebruari 2015, tak sengaja remote TV memencet satu saluran yang menampilkan seorang tokoh yang bercerita tentang aktivitasnya yang luar biasa. Namanya M. Saleh Yusuf, dia seorang supir bis antar kota di Nusa Tenggara dengan penghasilan maksimal Rp.2.500.000,- (dua juta lima ratus rupiah)jika bekerja.
Prihatin dengan pendidikan anak-anak di daerahnya, beliau nekat membangun sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum. Guru di rekrut dari penduduk desanya yang sarjana namun menganggur. Gaji yang dia berikan ke guru tersebut diambil dari setengah penghasilannya sebagai supir bis yang dibagi rata dengan semua guru.
Sekolahnya dibangun diatas tanah milik orang tuanya. Bukan tidak ada masalah ketika tanah tersebut dibangun sekolah, sebab orangtuanya berencana menjual tanah tersebut untuk biaya naik haji. Namun beliau berhasil meyakinkan ayahnya bahwa pahala membangun sekolah jauh lebih besar dari naik haji. Dilihat dari penampilannya tidak nampak sebagai seorang penggiat pendidikan, rambutnya dipelihara tetap panjang, seperti preman. Alasannya karena dia hidup diatas jalan sebagai sopir bis antar kota yang rentan di palaki oleh preman, maka dengan penampilan tersebut setidaknya dia tidak digannggu oleh preman.
Suaranya berat rada berwibawa dan oleh host disebutnya sebagai suara mirip bang Haji Roma...mirip benar, apalagi jika sudah keluar kalimat bernada filosofis, kadang menyitir ayat suci alqur'an. Kiprah M. Saleh Yusuf ini sungguh luar biasa. dengan keyakinan bahwa jika mengusahakan sesuatu yang baik maka akan ada jalan kemudahan yang diberikan Tuhan benar-benar dia rasakan. salah satu usaha untuk menutupi kekurangan biaya sekolah, anak-anak sekolahnya setelah jam belajar di pekerjakannya dengan menanam tanaman sayur dan lain-lain. Hasilnya itulah yang digunakan untuk menambah biaya operasional sekolah.
Warga sekitar sekolah menjadi tertarik karena nyata sekali perbedaan anak-anak yang sekolah di darul ulum dengan sekolah lainnya. maka sekolah yang awalnya cuma terdiri 9 siswa kemudian berbondong-bondong masyarakat memasukkan anaknya sekolah di sekolah tersebut. atas aktivitas tersebut M.Saleh Yusuf mendapat bantuan senilai 100juta dari dermawan bersama 3 orang lainnya.
Jika membandingkan kiprah Pak Saleh ini maka seharusnya saya yang di gaji pemerintah untuk mengurusi pendidikan bisa berbuat lebih banyak dibanding beliau. rasanya kok saya masih saja sibuk menuntut lebih banyak dibanding berbuat lebih banyak..... lalu apa setelah ini ???? sungguh malu aku padamu Pak ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tuliskan komentar anda dengan cara yang baik, dan sopan. Komentar yang layak akan ditampilkan setelah dimoderasi.

Popular Posts