Selasa, 24 Januari 2012

Hari ini rapat BMJ

Hari ini Badan Musyawarah Jamiah mengagendakan rapat. Salah satu yang bakal di bahas adalah soal penutupan/penguncian pintu pagar yang selama ini dengan nyaman kami lalui lalu tiba-tiba dengan sewenang-wenang ditutup tanpa pemberitahuan.
Atas berbagai keluhan dari orang tua siswa, dan keprihatinan melihat dampak dari aturan yang tidak jelas dan dzalim tersebut saya atas usul dari banyak orang tua kemudian membuat surat keprihatinan yang ditanda tangani oleh puluhan orang tua siswa dari TK, SD, SMP dan SMA athirah bukit baruga. Isi pernyataan tersebut adalah :
-----------------------------------------------------------------------------------------------
PERNYATAAN KEPRIHATINAN
Dengan ini kami para orang tua murid TK, SD, SMP, SMA Athirah Bukit Baruga menyatakan keprihatinan sebagai berikut :
1. Bahwa sekolah adalah tempat dimana pelajaran moral dan nilai-nilai etika di tanamkan sejak dini sehingga kelak mereka hidup sebagai manusia bermoral dan beretika.
2. Bahwa sekolah bukanlah penjara yang mengunci setiap pintu-pintu masuk untuk memenjarakan anak-anak kami. Pendidikan kedisiplinan hanya berhasil jika didasari oleh keteladanan dan bukan pintu pagar besi yang digembok.
3. Bahwa para Pendidik adalah orang-orang yang seharusnya independen dan bertanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dan tidak dikendalikan dan menuruti kehendak dari orang-orang tertentu dari siapapun yang tidak diketahui kapabilitas kependidikannya serta kapabilitas moralnya.
4. Bahwa untuk berbagai peristiwa dan kejadian yang tidak mencerminkan nilai-nilai kependidikan dan nilai Islami yang disandang sekolah ini yang terjadi belakangan ini, maka kami memohon pihak sekolah agar segera melakukan tindakan-tindakan perbaikan demi benar-benar terwujudnya sekolah yang benar dan islamis.
Makassar, Januari 2012
Kami para orang Tua yang prihatin:
1. nama & ttd ......75. nama & ttd
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Pernyataan ini sebagai bentuk protes atas kebijakan pihak sekolah atau oknum sekolah yang terintimidasi oleh kepentingan lain di luar sekolah. Penggembokan pintu Masjid dilakukan bukan karena kondisi tidak aman dari luar sekolah tetapi semata-mata karena oknum sekolah menjadi tidak aman posisinya jika tidak menggembok pintu. Apalagi pejabat baru sekolah tersebut tentu ingin lebih lama memegang jabatan.
Tetapi akibatnya adalah saya menyaksikan pemandangan yang miris dari sebuah sekolah yang katanya bermutu dan menyandang nama ISLAM lagi.
Saya jadi bertanya-tanya dan geram dengan keadaan ini, ada siswa SMA yang kebingungan masuk lewat mana akhirnya dia jongkok dan masuk lewat bawah pagar, bukan itu saja ada ibu yang sudah paruh baya juga bersama anak-anaknya terpaksa menyelinap lewat bawah pagar, sementara yang lain naik ke atas pagar dan melintas diatas pintu yang tergembok. Belum lagi cerita tentang orang tua siswa yang sudah tua dengan pasrah dan sedih tidak bisa mengantar anak atau cucunya naik ke atas tangga yang jumlahnya 60 lebih anak tangga. Anak tersebut menangis karena sudah terlambat dan minta diantar, takut akan guru BP yang siap menyentilnya.
Upaya menghalau siswa masuk dan pulang lewat andalas juga dilakukan dengan menempatkan kursi yang berat di lubang bawah pagar sehingga seorang ibu yang rumahnya dekat pintu Fatimah dengan pasrah mengerahkan semua kekuatannya mengangkat kusri tersebut baru kemudian lewat di bawah pagar tersebut, tidak lama kemudian seorang petugas menempatkan kembali kursi tersebut di lubang masuk.
Di dalam ruang kelas upaya mendoktrin siswa juga lebih parah lagi, guru menceritakan tentang teman masa kecilnya yang malas naik tangga akhirnya sekarang sakit jantung. reaksi saya mendengar cerita tersebut langsung berkata BOHONG. Enak saja, saya tentu saja berasumsi bahwa ini bohong, hanya untuk menyuruh anak lewat andalas yang sulit dan tinggi anak saya dibohongi dengan cerita yang tidak jelas. Apa memang sudah tidak ada keteladanan di sekolah ini? ngomong kek baik-baik...
Sebuah sekolah adalah tempat dimana nilai-nilai baik ditanamkan sejak dini, maka guru adalah orang yang mulia karena dia akan menjadi teladan dan pahlawan bagi anak-anak yang butuh pengajaran dan pendidikan. Jika sekolah berubah menjadi sebuah mesin dimana aturan ditegakkan karena sekolah harus punya aturan, siswa-siswa dianggap sebagai nasabah yang tiap bulan harus menyetor uang dan jika tidak maka tidak boleh masuk sekolah? lalu apakah ini sesuai dengan Islam? Islam nampak karena adanya simbol-simbol, melaksanakan shalat, adanya tulisan al-qur'an, nama-nama islam, ucapan-ucapan. Tetapi jika itu semua hanya simbol dan tidak menjadi jiwa dari sekolah ini, maka itu seperti mereka hapal Al Qur'an, tetapi Al Qur'an hanya sampai di tenggorokan mereka.
Seenaknya saja membuat aturan tanpa pemberitahuan dan penghargaan sama sekali, teganya mereka membuat kami harus menyelinap dibawah pagar, anak-anak yang lompat di atas pagar, orang tua yang dipaksa untuk sakit jantungnya lagi.
Kalau bisa lebih mudah kenapa dibuat sulit, toh selama ini sudah berjalan seperti itu. Alasan keberatan dari warga yang protes, justru mereka protes karena rumahnya dekat situ, kok ditutup. kenapa harus jalan jauh dan tinggi kalau ada yang dekat dan landai.
Hari ini Rapat BMJ, mudah-mudahan sekolah sadar. dan tidak membuat aturan seenaknya lagi.

Popular Posts